FARMAKOLOGI 2008
UNTUK MAHASISWA D III KEPERAWATAN
STIKES AISYIYAH SURAKARTA
By: Azizah Munaya, S.Farm., Apt
POKOK BAHASAN SETELAH UJIAN MID SEMESTER:
- ANTI BACTERIAL DRUGS
- OBAT-OBAT YG MEMPENGARUHI SISTEM PERNAFASAN
- OBAT-OBAT YG MEMPENGARUHI SISTEM PENCERNAAN
- OBAT-OBAT HORMON
- VAKSIN DAN IMMUNOSERUM
- NUTRIEN DAN ELEKTROLIT
ANTIBACTERIAL DRUGS
POKOK BAHASAN:
I. PENDAHULUAN
PENGGOLONGAN
ANTI TUBERKULOSIS
I. PENDAHULUAN
SUMBER ANTIBIOTIK :
1. Mikrooganisme
Basitrasin dan polimiksin àdr beberapa spesies Bacillus
Streptomisin dan tetrasiklin à Streptomyces sp
Gentamisin à Micromonospora purpurea
Monobaktam à Pseudomonas acidophila & Gluconobacter sp
2. Sintesis
Kloramfenikol
3. Semisintesis
Beberapa penisilin dan sefalosporin
Membunuh bakteri tanpa membahayakan jaringan yg terkena infeksi
BAKTERISIDAL (Membunuh Bakteri) dan BAKTERIOSTATIK (menghambat pertumbuhan bakteri).
1. Penghambat Dinding Sel Bakterisidal
contoh : Penicillin, Sefalosporin, Vankomisin,
Bacitrasin, Imipenem, Aztreonam
Contoh : Golongan Aminoglikosida
3. Penghambat Sintesis Protein Bakteriostatik
Contoh: Kloramfenikol, Eritromisin, Klaritromisin, Azitromisin, Klindamisin, Linkomisin, Tetrasiklin, Doksisiklin, dll
4. Zat Antibakteri Bakteriostatik lain
Contoh : Sulfonamid, Trimetoprim
Notes:
1. PENGHAMBAT DINDING SEL BAKTERISIDAL
à Membunuh bakteri dengan cara mencegah sintesis atau perbaikan dinding sel
A. PENICILLIN (GOL. Β-LAKTAM)
à Efektif melawan beragam bakteri termasuk sebagian besar organisme Gram positif
Mekanisme : menghambat ikatan silang komponen-komponen dinding sel
Penggunaan berlebihan à memicu terjadinya resistensi bakteri (karena pembentukan enzim penisillinase oleh bakteri)
FARMAKOKINETIK :
• P.O/I.M/I.V à bisa masuk ke otak jika selaput otak mengalami peradangan
• Disaring dan diekskresikan kedalam urin
• Perlu penurunan dosis pada penderita disfungsi ginjal
Efek Samping :
Reaksi hipersensitivitas (dari ruam kulit sampai syok anafilaktik). Jarang timbul toksisitas syaraf, hati atau ginjal.
B. SEFALOSPORIN
Struktur mirip penicillin
Mekanisme dan efek samping : serupa dengan Penicillin
FARMAKOKINETIK :
Paling banyak dimetabolisme di dalam hati dan diekskresikan melalui ginjal
C. VANKOMISIN
Mekanisme :
Mencegah pemindahan prekusor dinding sel dari membran plasma ke dinding sel
Kegunaan klinis :
Drug of Choice untuk kolitis karena C. deficille. Infeksi yg diakibatkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus yang resisten terhadap penicillin.
FARMAKOKINETIK :
• P.O/I.V absorbsi buruk , penetrasi buruk
• Diekskresikan dalam bentuk tidak berubah oleh ginjal.
Efek Samping :
• Tromboflebitis, ototoksisitas, nefrotoksisitas.
• Bila diberikan dg i.v cepat ; takikadia, kemerahan, hipotensi, nefrotoksisitas berat
D. BASITRASIN
Mekanisme :
Menghambat daur ulang pembawa (carrier) yang mengangkut prekusor dinding sel melintasi membran plasma.
Kegunaan klinis :
Organisme gram + yang menyebabkan infeksi mata dan kulit.
FARMAKOKINETIK :
Dipasarkan dalam kombinasi dengan polimiksin atau neomisin sebagai zat topikal.
Efek Samping :
Nefrotoksisitas berat jika diberikan secara i.v
II. PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN BAKTERISIDAL
GOL. AMINOGLIKOSIDA
Adalah penghambat sintesis bakterisidal
à Mengikat ribosom subunit 30S atau 50S dan menghancurkan kompleks inisiasi ribosom-mRNA, yang merupakan bagian penting untuk sintesis protein
Memiliki indeks terapi sempit à rentang antara kadar yg bakterisidal dan kadar yang toksik sempit à perlu pemantauan kadar obat dalam serum.
Contoh : Amikasin, Tobramisin, Gentamisin
FARMAKOKINETIK :
Pemberian secara i.v lambat atau i.m.
Tidak didistribusikan ke SSP atau mata
Diekskresikan tanpa perubahan melalui ginjal à perlu penurunan dosis untuk penderita disfungsi ginjal
Efek Samping :
Neurotoksisitas, ototoksisitas, vertigo, nefrotoksisitas
III. PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN BAKTERIOSTATIK
Mekanisme :
Menghambat sintesis protein tapi sifatnya Bakteriostatik
Dibagi menjadi 2 :
A. Berikatan dengan subunit 50S Ribosom
à zat yang dipilih untuk beberapa jenis infeksi
Misal : Kloramfenicol, Eritromisin, Azitromisin, Klindamisin, Linkomisin
1. KLORAMFENIKOL
Kegunaan klinis :
Drug of Choice untuk Salmonella typosa (demam tifoid), H. influenzae (meningitis atau epiglotitis)
Efek Samping :
Depresi sumsum tulang (anemia aplastik)
FARMAKOKINETIK :
• P.O melewati sawar darah otak.
• Dikonjugasi dengan glukoronida dalam hati.
• Ekskresi melalui ginjal
à Perlu penurunan (penyesuaian) dosis pada penderita dengan gangguan hati dan ginjal.
Kegunaan klinis :
• DOC untuk Mycoplasma pneumoniae, C. diphteriae, Legionella.
• Alternatif penicillin untuk infeksi streptococcus atau staphylococcus
FARMAKOKNETIK :
• P.O à labil terhadap asam
• Diminum dalam keadaan perut kosong
• Dikonsentrasikan di hati dan diekskresikan dalam empedu (aktif)
• Melintasi selaput otak yang meradang
Kegunaan klinis :
Untuk infeksi yang disebabkan Mycoplasma atau Pneumonia pneumococcal, infeksi saluran nafas bagian atas, dan infeksi kulit.
FARMAKOKINETIK :
Penggunaan secara p.o à dimetabolisme menjadi obat aktif oleh hati
Efek Samping :
Gangguan saluran cerna (kurang sering dibanding eritromisisn), sakit kepala.
Dapat meningkatkan kadar plasma Teofillin dan Karbamazepin jika diberikan bersamaan.
Kegunaan klinis :
sama seperti klaritromisin + untuk infeksi Clamydia tidak terkomplikasi
FARMAKOKINETIK :
• P.O à waktu paruh panjang memungkinkan pemberian dosis 1 x sehari
• Absorbsi terganggu oleh makanan à diminum dalam keadaan perut kosong
• Diekskresi dalam empedu
Efek Samping :
Gangguan saluran cerna (kurang sering dibanding eritromisin), nyeri abdomen.
à mempunyai sedikit indikasi klinis
Misal : Tetrasilkin, Doksisiklin
Kegunaan klinis :
Bukan DOC untuk setiap mikroorganisme
Digunakan untuk mengobati jerawat dan infeksi Clamydia pada remaja.
FARMAKOKINETIK :
• P.O merupakan Chelator kuat à jangan diberikan bersama susu/antasid
• Tidak melewati sawar darah otak
• Dimetabolisme oleh hati dan diekskresikan oleh usus besar, direabsorbsi, dan diekskresi dalam urin dan feses
Efek Samping :
• Gangguan saluran cerna,
• Nefrotoksisitas (kurang pada doksisiklin),
• Hepatotoksisitas,
• Fotosensitivitas,
• Pewarnaan gigi,
• Peningkatan tekanan intrakranial (jarang terjadi).
IV. ZAT ANTIBAKTERIOSTATIK LAIN
1. SULFONAMID
Mekanisme :
Bersaing dengan PABA utuk bergabung kedalam folat à sintesis DNA, RNA dan protein terhambat
SPEKTRUM :
Luas mencakup bakteri gram positif dan Gram negatif
KEGUNAAN KLINIS :
Infeksi saluran kemih, profilaksis terhadap
demam reumatik
FARMAKOKINETIK :
• Diabsorbsi baik dalam saluran cerna.
• Mengendap dalam urin yang bersifat asam àperbanyak minum untuk mencegah pembentukan batu ginjal
Efek Samping :
- Kernikterus (peningkatan bilirubin bebas à
menyebabkan letargi, penurunan nafsu makan, nafas terhenti)
- Toksisitas ginjal
- Fotosensitivitas
- Hepatotoksisitas
2. TRIMETOPRIM
Mekanisme :
Menghambat kerja dihidrofolat reduktase yang mengubah asam dihidrofolat à asam tetrahidrofolat
SPEKTRUM :
Gram negatif enterik (Proteus, E. coli, Klebsiella, Enterobacter)
Kegunaan Klinis :
Infeksi saluran kemih
Otitis media akut pada anak-anak
Efek Samping :
Ruam, pruritis, gangguan saluran cerna, diskrasia darah
Pteridin + Para-amino benzoic acid (PABA)
Diblok oleh Sulfonamid
Asam dihidropteroat
Glutamat
Asam dihidrofolat
Diblok oleh Trimetoprim
Asam tetrahidrofolat
Gambar, tempat kerja Sulfonamid dan Trimetoprim dlm sel bakteri
TUBERKULOSIS (TBC)
DEFINISI
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi pernafasan menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Kuman à masuk kedalam tubuh manusia melalui udara pernafasan yang kemudian masuk kedalam paru-paru.
Daya penularan dari seorang penderita TBC ditentukan :
- Banyaknya kuman yang terdapat dalam paru-paru penderita,- Penyebaran kuman-kuman tersebut melalui udara serta dikeluarkan bersama dahak.
GEJALA
Gejala umum penderita yang diduga menderita TBC antara lain :
- Batuk yang terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
- Mengeluarkan dahak yang bercampur darah, sesak nafas dan rasa nyeri di dada
- Badan lemah, kehilangan nafsu makan dan berat badan turun, kurang enak badan (malaise), berkeringat (berkeringat malam tanpa disertai kegiatan), demam
Bila gejala tersebut diperkuat dengan riwayat kontak dengan penderita TBC maka kemungkinan besar seseorang tersebut menderita TBC.
Diagnosa TBC ditegakkan dengan melakukan :
pemeriksaan bakteriologi terhadap dahak penderita, pemeriksaan radiologis dan tes tuberkulin.
Tujuan terapi TBC dg Obat Antituberkulosis (OAT) adalah :
Untuk menyembuhkan penyakit dan untuk memutuskan rantai penularan penyakit.
Obat-obat antituberculosis yang biasa digunakan dalam pengobatan TBC antara lain : Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamid, Etambutol dan Streptomicin.
Pengobatan TBC à paling sedikit dengan 2 obat à karena sering terjadi resistensi akibat penggunaan obat tunggal
Isoniazid dan Rifampicin
à digunakan bersama-sama Isoniazid atau Rifampicin
à kurang efektif bila digunakan sendiri
OBAT-OBAT ANTITUBERCULOSIS
1. ISONIAZID
Mekanisme :
Menghambat sintesis asam mikolat dalam dinding Mycobacterium tuberculosis.
FARMAKOKINETIK
p.o, didistribusikan secara luas
Mengalami N-asetilasi di hati dan diekskresi melalui ginjal
Efek Samping :
Neuropati perifer, hepatitis, hepatotoksisitas
2. RIFAMPICIN
Mekanisme :
Memblok unit polimerase RNA bakteri à menghentikan sintesis RNA bakteri
FARMAKOKINETIK :
Penggunaan peroral
Didistribusi luas, metabolisme di hati dan ekskresi melalui urin
Efek Samping :
Sekresi (urin, keringat) menjadi merah.
Interaksi Obat:
Menginduksi enzim sitokhrom P450 à dapat meningkatkan metabolisme obat lain.
3. ETAMBUTOL
Mekanisme :
Menghambat sintesis asam mikolat dalam dinding sel bakteri (mekanisme belum dipastikan)
FARMAKOKINETIK :
Penggunaan peroral
Mencapai kadar 50% dalam SSP
Dipekatkan dalam tubulus-tubulus ginjal à ekskresi mll ginjal
SELAMAT BELAJAR
THANK YOU
REGARDS,
IZA
Labels: farmakoloGi
Teman-teman yang pernah melakukan penelitian or pernah membaca jurnal/artikel baik nasional maupun internasional tentang buah ini, mohon ditransfer informasinya ya...
Matur nuwun..
PARIJOTO Medinella speciosa L. | |||||||||||||||||||||||
Nama umum
| |||||||||||||||||||||||
Klasifikasi | |||||||||||||||||||||||
Iza |
Labels: Info-info
GANGGUAN GINJAL (A)
Deskripsi Kasus
Ny Intan umur 45 th (BB 55 kg) selama 2 hari menderita muntaber yang hebat, sampai terjadi dehidrasi. Setelah sembuh, hari ini periksa ke rumah sakit karena mengeluh badannya lemah dan urinnya sedikit. Dari hasil pemeriksaan ternyata terjadi peningkatan BUN dan serum kreatinin.
Riwayat penyakit dahulu : -
Vital sign
TD : 100/70 mmHg
RR : 24 kali/menit
Suhu : 38,5 oC
Data laboratorium
Na : 138 mEq/L
K : 3,9 mEq/L
Cl : 105 mEq/L
CO2 : 26 mEq/L
WBC : 9,9 x 103 mm3
BUN : 25 mg/dl
SrCr : 2,4 mg/dl
Kliren kreatinin : 80 ml/min
GDS : 120 mg/dl
Hb : 10 g/dl
Urinalisis : protein +3 (300 mg/100 ml)
Diagnosis : Acute renal failure
Pertanyaan :
- Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ? lakukanlah evaluasi terhadap terapi yang diperoleh pasien
- Informasi apa saja yang perlu disampaikan agar terapi yang diperoleh optimal ?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (B)
Deskripsi Kasus
Bp Tb (umur 48 th, BB 60 kg) datang ke RS untuk periksa kesehatannya. Pasien datang dengan keluhan pusing, lemah, cepat lelah, mual, dan sakit di pinggangnya, urinnya sedikit dan berbusa, serta kulitnya kering. Kemarin dilakukan pemeriksaan terhadap ginjalnya dengan pengumpulan urin 24 jam, dan hari ini akan dilakukan evaluasi terhadap fungsi ginjalnya.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat pengobatan
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu Glibenklamid tablet 5 mg 2x sehari
DM tipe 2 sejak 2 tahun yang lalu Hidroklortiazide 25 mg po 1xsehari
Vital Sign :
TD : 160/90 mmHg
RR : 20 kali/menit
Suhu : 37,5 C
Data Laboratorium :
Na : 138 mEq/L K : 4,9 mEq/L Cl : 108 mEq/L CO2 : 27 mEq/L Phos : 7,4 mEq/L Ca : 8,6 mEq/L BUN : 20 mg/dl SrCr : 3 mg/dl | GDS : 225 mg/dl Kolesterol: 180 mg/dl Trigliserida : 130 mg/dl HDL : 60 mg/dl LDL : 120 mg/dl Fe : 70 μg/dl Ferritin : 349 ng/dl Hb : 9 mg/dl HbA1C : 7 % |
Urinalisis :
Glukosa : +1
Protein : + 4
Diagnosa : Chronic Renal Failure, anemia
Pertanyaan :
- Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ? lakukanlah evaluasi terhadap terapi yang diperoleh pasien
- Iinformasi apa saja yang perlu disampaikan agar terapi yang diperoleh optimal ?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (C)
Deskripsi Kasus
Ny. TGM usia 44 tahun, BB 46 kg. Mengeluhb tidak bisa jalan karena bengkak-bengkak. Bengkak-bengkak mulai dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak pada awalnya hanya kaki kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Pasien berobat ke puskesmas diberi obat tetapi tidak tahu namanya, bengkak berkurang sedikit. Pasien biasa minum jamu gendong untuk mengurangi bengkak, tapi bengkak tidak berkurang. Sekarang pasien merasakan mual, muntah, bengkak pada seluruh tubuh, sulit buang air kecil, BAB biasa.
RPD: Hipertensi sejak 5 tahun yg lalu, tapi jarang berobat dan tidak minum obat. Riwayat diabetes disangkal.
Pemeriksaan fisik:
TD : 160/100 mmHg
RR : 28 kali/menit
Suhu : 37 C
Nadi : 108x/menit
Data Laboratorium :
Na : 142 mEq/L K : 3,8 mEq/L Cl : 95 mEq/L GDS : 127 mg/dL Albumin : 2,4 g/dL Hb : 6,0 g/dL HCT : 18,3% SrCr : 4,0 mg/dl Ureum : 73 mg/dl Leukosit : 8 x 103/mm3 Eritrosit : 2,21 x 106/mm3 Trombosit : 373 x 103/mm3 | Lipid darah: Trigliserid : 283 mg/dl HDL : 40 mg/dl LDL : 198 mg/dl Total cholesterol : 278 mg/dl Pemeriksaan urin: Sel epitel : granul 0-1 Leukosit : ++ Eritrosit : ++ BJ : 1,01 pH : 7 Protein : +++++ Urobilirubin : Normal Nitrat :Negatif Bakteri : Negatif |
Diagnosis: Sindroma nefrotik, Hipertensi
Pertanyaan :
- Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ? lakukanlah evaluasi terhadap terapi yang diperoleh pasien
- Informasi apa saja yang perlu disampaikan agar terapi yang diperoleh optimal ?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (D)
Deskripsi Kasus
Bp. MMK usia 46 tahun BB 50 kg. Tiga hari sebelum masuk RS mengeluh perutnya terasa panas, kembung, mual, dan muntah lebih dari 3 kali sehari, bengkak pada kaki, sesak nafas jika beraktivitas dan berkurang jika beristirahat, tidur dengan 2 bantal, nafsu makan berkurang, BAK sedikit, BAB biasa.
RPD: Hipertensi 3 tahun. Biasanya menggunakan obat captopril 1x25 mg.
Pemeriksaan fisik:
TD : 200/100 mmHg
RR : 24 kali/menit
Suhu : 37 C
Nadi : 88x/menit
Data Laboratorium :
Na : 135 mEq/L K : 5,1mEq/L Cl : 95 mEq/L GDS : 127 mg/dL Hb : 8,9 g/dL HCT : 27,6% SrCr : 8,0 mg/dl Ureum : 93 mg/dl Leukosit : 8,9 x 103/mm3 Eritrosit : 3,21 x 106/mm3 Trombosit : 328 x 103/mm3 USG Abdomen: Hepar, lien dalam batas normal Ginjal: Kanan mengecil, mengecil e/c Chronic Kidney disease. | Lipid darah: Trigliserid : 283 mg/dl HDL : 40 mg/dl LDL : 198 mg/dl Total cholesterol : 278 mg/dl Pemeriksaan urin: Sel epitel : granul 0-1 Leukosit : neg Eritrosit : + BJ : 1,01 pH : 7 Protein : +++++ Urobilirubin : Normal Nitrat :Negatif Bakteri : positif |
Diagnosis: Chronic Kidney disease, Hipertensi, Angina pektoris.
Pertanyaan :
- Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ? lakukanlah evaluasi terhadap terapi yang diperoleh pasien
- Informasi apa saja yang perlu disampaikan agar terapi yang diperoleh optimal ?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (E)
Deskripsi Kasus
Seorang anak laki laki 7 tahun BB 30 kg tiba tiba mengeluh kedua kaki bengkak. Tidak terasa sakit dan Badan tidak panas.
Pemeriksaan fisik:
TD110/70mmHg
HR 80X/menit
RR 18X/menit
Suhu 36,6 C.
Kedua kaki terdapat edem.
Data Laboratorium :
Darah rutin normal,
Protein serum 2g/dL,
Terjadi proteinuria +++
Ass: Sindroma nefrotik
Pertanyaan :
- Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ? lakukanlah evaluasi terhadap terapi yang diperoleh pasien
- Informasi apa saja yang perlu disampaikan agar terapi yang diperoleh optimal ?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (F)
Deskripsi Kasus
Seorang anak laki laki 11 tahun mengeluh badan panas, 3 hari. Sebelumnya penderita sakit tenggorokan. Diikuti mual muntah dan nafsu makan berkurang.
Pemeriksaan fisik:
TD 160/100mmHg,
HR 86X/menit
RR 20X/menit
Suhu 38,5 C.
Data Laboratorium :
Darah rutin:
lekosit 11.000/dL, dengan netrophilia,
Urin:
leukosit + 12/Lapang pandang, darah 10 LPB, protein + 1
Ass: glomerulonephritis akut dengan komplikasi hipertensi
Pertanyaan :
- Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ? lakukanlah evaluasi terhadap terapi yang diperoleh pasien
- Informasi apa saja yang perlu disampaikan agar terapi yang diperoleh optimal ?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (G)
Deskripsi Kasus
Bp R (Usia : 58 thn, tinggi 170 cm, BB 70 kg), datang ke RS mengeluh mual dan muntah, perut keras, nocturia, tidak nafsu makan, sesak nafas, kaki oedem, dan mudah lelah.
Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi dan gagal jantung sejak 10 tahun
Riwayat Pengobatan:
- HCT 25 mg = 1x1 sehari
- Digoksin 0,25 mg = 1x1 sehari
- Captopril 25 mg = 2x 1 sehari
Objective:
¨ HR = 120x/menit,
¨ BP = 180/ 120 mmHg
¨ RR = 30 x/menit
¨ Suhu = 37 derajat celcius
Data Lab :
Hb = 8 g/dl Ca = 6 mEq/L
BUN = 50 mg/dl Phosphat = 10 mg/dl
SrCr = 10 mg/dl GDS = 180 mg/dl
Sel epitel = granul 0-1
Leukosit =neg
Eritrosit = +
pH = 7
Protein =+++++
Urobilirubin = Normal
Nitrat = Neg
Bakteri = positif
Asessment = Gagal Ginjal Kronis, Gagal Jantung, Hipertensi
Pertanyaan =
1. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pasien tersebut, lakukanlah evaluasi terhadap obat yang diterima pasien?
2. Apa saja informasi yang perlu disampaikan pada pasien agar terapi pasien optimal?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (H)
Deskripsi Kasus
Ny A(Usia = 55 th, tinggi 160 cm, BB 67 kg) dilarikan ke RS, karena pingsan setelah berolahraga pagi. Beberapa hari terakhir mengeluh mual dan muntah, diare, cegukan, nyeri lambung, tidak nafsu makan, sesak nafas, dan mudah lelah.
Riwayat penyakit terdahulu: Hiperlipidemia dan diabetes sejak 10 tahun
Riwayat Pengobatan:
- Amaryl 3 mg = 1x1 sehari
- Simvastatin 10 mg = 1x 1 sehari
Objective:
¨ HR = 110x/menit,
¨ BP = 155 / 95 mmHg
¨ RR = 30 x/menit
¨ Suhu = 37 derajat celcius
Data Lab:
Hb = 6 g/dl Trigliserida = 600 mg/dl
Phosphat = 6 mg/dl BUN = 40 mg/dl
SrCr = 11 mg/dl Ca =. 5 mEq/L
Na = 135 mEq/l K =. 5 mEq/L
Kolesterol = 450 mg/dl GDS = 400 mg/dl
Sel epitel = granul 0-1
Leukosit = neg
Eritrosit =+
pH = 7
Protein = +++++
Urobilirubin = Normal
Nitrat = Neg
Bakteri = positif
Asessment = Hiperlipidemia, Diabetes, Hipertensi, dan Gagal Ginjal kronis
Pertanyaan =
1. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pasien tersebut, lakukanlah evaluasi terhadap obat yang diterima pasien?
2. Apa saja informasi yang perlu disampaikan pada pasien agar terapi pasien optimal?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (I)
Deskripsi Kasus
Bp. CL (68 th, BB 75 kg) sebulan yg lalu datang Ke RS dg gejala Gagal jantung kronik kemudian dilakukan operasi jantung. 2 hari setelah operasi terjadi infeksi dan diterapi dengan Tobramisin IV. Kemarin Bp. Cl memeriksakan kesehatannya ke RS kembali, terjadi peningkatan serum kreatinn dan BUN.
Riwayat penyakit: Hipertensi sejak 20 th yg lalu dan Gagal jantung kronik 5 th yg lalu.
Riwayat pengobatan:
Tobramisin IV
Lisinopril 3x1
Digoksin 0,25 mg 1x1
Pemeriksaan fisik:
TD : 150/95 mmHg
RR : 24 kali/menit
Suhu : 37 C
Nadi : 88x/menit
Data Laboratorium :
Na : 138 mEq/L K : 4 mEq/L Cl : 105 mEq/L GDS : 148 mg/dL Hb : 9 g/dL HCT : 27,6% SrCr : 2,5 mg/dl Leukosit : 9,9 x 103/mm3 BUN : 22 mg/dL Urinalisis: proteinuria +2 | |
Diagnosis: GGA, Chronic Heart Failure, Hipertensi.
Pertanyaan =
1. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pasien tersebut, lakukanlah evaluasi terhadap obat yang diterima pasien?
2. Apa saja informasi yang perlu disampaikan pada pasien agar terapi pasien optimal?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (J)
Deskripsi Kasus
Nn. AO (32 tahun, BB 48 kg, TB 162 cm) sudah 8 tahun mengalami nephritis Sistemik Lupus Eritematosus. Pemeriksaan urinalisis dan biopsi ginjal menunjukkan adanya peningkatan penyakitnya. Nn. AO mengeluh bengkak pada kakinya.
Riwayat pengobatan:
Prednisolon 5 mg/day po
Cytoksan 25 mg po S3dd
Lisinopril 40 mg 1x1 po
Pemeriksaan fisik:
TD : 160/100 mmHg
RR : 28 kali/menit
Suhu : 37 C
Nadi : 108x/menit
Data Laboratorium :
Na : 142 mEq/L K : 5,3 mEq/L Cl : 102 mEq/L GDS : 135 mg/dL Albumin : 3,4 g/dL Hb : 6,0 g/dL HCT : 19,3% SrCr : 4,0 mg/dl Leukosit : 9.8 x 103/mm3 Eritrosit : 2,88 x 106/mm3 | Pemeriksaan urin 24 jam: Leukosit : +++ Eritrosit : ++ Protein : +++++ Bakteri : Positif |
Biopsi ginjal menunjukkan adanya diffuse proliferative glomerulonephritis.
Diagnosis: Lupus nephritis.
Pertanyaan =
1. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pasien tersebut, lakukanlah evaluasi terhadap obat yang diterima pasien?
2. Apa saja informasi yang perlu disampaikan pada pasien agar terapi pasien optimal?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (K)
Deskripsi Kasus
Tuan Ag umur 70 tahun (BB 76 kg) 25 hari yang lalu datang ke RS dengan gejala CHF dan dilakukan operasi terhadap katup aorta dan mitral. Pada saat operasi terjadi komplikasi yaitu terjadi hipotensi (TD 70/50 mmHg) selama 1 jam. Tiga hari sesudah operasi pasien mengalami infeksi pada luka bekas operasi dan diberikan Gentamicin.
Hari ini pasien datang ke RS untuk melakukan pemeriksaan terhadap perkembangan kesehatannya. Dari hasil pemeriksaan terjadi peningkatan BUN dan kreatinin serum serta terjadi overload volume.
Riwayat penyakit :
Hipertensi sejak 20 tahun yang lalu, Atrial fibrilasi
Riwayat pengobatan :
Prazosin 2 mg p.o 3 x sehari
Digoksin 0,25 mg p.o sekali sehari
Gentamicin
Vital sign
TD : 154/70 mmHg Suhu : 37,7 °C
RR : 26 kali/menit BB : 82 kg
Data Laboratorium :
Na : 138 mEq/L BUN : 5,2 mg/dl
K : 3,9 mEq/L SrCr : 2,4 mg/dl
Cl : 105 mEq/L GDS : 146 mg/dl
Diagnosis : GGA dan overload volume
Pertanyaan :
1. Bagaimana penatalaksanaan kasus diatas? Lakukan juga evaluasi terhadap penggunaan obat sebelumnya!
2. Informasi apa saja yang perlu disampaikan pada pasien agar pengobatan yang diterima pasien optimal?
KASUS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR DAN RENAL
GANGGUAN GINJAL (L)
Deskripsi Kasus
Tuan Yt usia 51 tahun dengan BB 78 kg menderita diabetes mellitus tipe 2 datang ke RS untuk melakukan pemeriksaan rutin.
Riwayat penyakit dahulu :
DM sejak 15 tahun yang lalu
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
Riwayat pengobatan :
Glurenorm p.o 1 x sehari
Hidroklortiazid 25 mg p.o 1 x sehari
Vital sign :
TD : 150/95 mmHg Suhu : 37 C
RR : 18x/menit Kulit kering
Data Lab :
Na : 140 mEq/L BUN : 27 mg/dl
K : 4,9 m Eq/L SrCr : 1,7 mg/dl
Cl : 109 mEq/L HbA1C : 9 %
GDS : 195 mg/dl
Urinalisis :
Glukosa : +1 Protein : +3
Diagnosis : Diabetic nephropathy
Pertanyaan :
- Bagaimana penatalaksanaan kasus diatas? Lakukan juga evaluasi terhadap penggunaan obat sebelumnya!
- Informasi apa saja yang perlu disampaikan pada pasien agar pengobatan yang diterima pasien optimal?
Labels: FARMAKOTERAPI